LAMBANG PASKIBRA LASKAR API MAKNA LAMBANG : BINTANG BERWARNA MERAH BERPINGGIRAN KUNING EMAS  Melambangkan bahwa anggota PASKIBRA LASKAR API senantiasa taat dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai Sila pertama PANCASILA yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.Bintang berwarna merah dan bertepian kuning emas melambangkan bahwa Anggota Laskar Api memiliki Jiwa dan semangat yang kuat,kokoh,dan membara untuk membawa Indonesia menuju kejayaan / keemasan. PADI EMAS MELENGKUNG  Melambangkan bahwa anggota PASKIBRA LASKAR API, semakin mendapatkan banyak ilmu banyak,akan semakin rendah hati. PITA BIRU MENGIKAT PADI  Melambangkan bahwa anggota PASKIBRA LASKAR API terdiri dari berbagai perbedaan dan diikat dalam satu tujuan yang memunculkan kedamaian bagi seluruh anggota. 31.XI.1945  Melambangkan 31 tanggal berdiri organisasi, 11 orang pendiri organisasi, 1945 tahun kemerdekaan Indonesia. TULISAN NAMA ORGANISASI & NAMA SEKOLAH  Melambangkan bahwa organisasi PASKIBRA LASKAR API berdiri dan b

GALERI 1 PENGIBARAN DAN PENURUNAN BENDERA PERTAMA KALI (GEN PERINTIS) PARA ANGGOTA GEN 1 BERSIAP UNTUK MENGIKUTI PENURUNAN BENDERA GEN PERINTIS MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK MENGIKUTI PENURUNAN BENDERA GEN PERINTIS LASKAR API FOTO BERSAMA PERINTIS DAN INSTRUKTUR(1) FOTO BERSAMA PERINTIS DAN INSTRUKTUR(2) GEN PERINTIS LASKAR API LATIHAN PEMANASAN GEN 1 INSTRUKTUR MEMBERI PENGARAHAN PEMANASAN KEPADA GEN 1 PARA GEN PERINTIS INSTRUKTUR MEMBERI PENGARAHAN KEPADA SALAH SATU ANGGOTA GEN 1 PEMANASAN DIBANTU DENGAN GEN PERINTIS (HIJAU)

MAKNA DAN ARTI LAMBANG GARUDA PANCASILA Makna dan Arti Lambang Dikarenakan telah muncul berbagai sebutan untuk lambang negara indonesia, seperti Garuda Pancasila, Burung Garuda, Lambang Garuda, Lambang Negara, atau hanya sekedar Garuda mulai dan setelah disahkannya penggunaanya sejak 1951 maka : Nama Garuda Pancasila baru disahkan secara resmi sebagai nama resmi lambang negara pada tanggal 18 Agustus 2000 oleh MPR melalui amandemen kedua UUD 1945 Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda, perisai, dan pita putih. Burung Garuda Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan kemegahan dan kejayaan. Pada burung garuda itu, jumlah bulu pada setiap sayap berjumlah 17, kemudian bulu ekor berjumlah 8, bulu pada pangkal ekor atau di bawah perisai 19, dan bulu leher berjumlah 4

MAKNA DAN ARTI LAMBANG GARUDA PANCASILA Makna dan Arti Lambang Dikarenakan telah muncul berbagai sebutan untuk lambang negara indonesia, seperti Garuda Pancasila, Burung Garuda, Lambang Garuda, Lambang Negara, atau hanya sekedar Garuda mulai dan setelah disahkannya penggunaanya sejak 1951 maka : Nama Garuda Pancasila baru disahkan secara resmi sebagai nama resmi lambang negara pada tanggal 18 Agustus 2000 oleh MPR melalui amandemen kedua UUD 1945 Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda, perisai, dan pita putih. Burung Garuda Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan kemegahan dan kejayaan. Pada burung garuda itu, jumlah bulu pada setiap sayap berjumlah 17, kemudian bulu ekor berjumlah 8, bulu pada pangkal ekor atau di bawah perisai 19, dan bulu leher berjumlah 4

MENGENAL SEJARAH GARUDA PANCASILA Sejarah Penciptaan Lambang “Garuda Pancasila” (Sultan Hamid II, Perancang Lambang Negara) Sepanjang orang Indonesia, siapa tak kenal burung garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila)? Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu? Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913. Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab –walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak –keduanya sekarang di Negeri Belanda. Syarif menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda. Ketika Jepang mengal